File lama di laptop, mungkin tugas seorang teman. Kami share barangkali ada manfaatnya..
Nimodipine, isopropil (2-methoxyethyl)-1,4-dihidro-2, 6
dimetil-4-(3-nitrofenil)-3-5-pyridene-dicarboxylate merupakan obat sejenis
1,4-dihydropyrene yang dikembangkan oleh Bayer AG digunakan untuk mencegah dan
mengobati iskemik neurologis yang disebabkan oleh spasme serebral yang disertai
subarachnoid hemorrhage. Nimodipine termasuk obat biofarmasetika kelas 2 yaitu
memiliki kelarutan rendah tetapi permeabilitas terhadap membran baik. Nimodipine
merupakan 2 antipoda yang menunjukkan 2 bentuk polimorfisme. Modifikasi I
menunjukkan senyawa warna kuning sedangkan modifikasi II menunjukkan kristal
putih. Nimodipine praktis tidak larut dalam air meskipun modifikasi I mempunyai
kelarutan dalam air sampai 25 pada 37oC dua kali dari modifikasi II.
Meskipun permeabilitas obatnya tinggi, absorbsi dan disolusinya dalam cairan gastrointestinal,
nimodipine menunjukkan bioavailabilitas yang rendah setelah pemberian oral.
Proses bioavailabilitas suatu
obat dipengaruhi oleh proses kelarutan. Nimodipine memiliki kelarutan yang
rendah dalam air. Untuk meningkatkan kelarutan dari nimodipine
dilakukan dispersi padat dengan PEG 4000 sebagai pembawa. Metode dispersi padat
yang digunakan adalah peleburan dan metode penguapan pelarut kemudian
stabilitas jangka panjang dari formulasi nimodipine diuji melalui karakteristik fisikokimianya. Pada
dasarnya metode dispersi padat yang dilakukan mengubah bentuk polimorf menjadi
amorf dengan cara meleburkan atau melarutkannya bersama pembawa hidrofil yaitu
PEG 4000. Kelarutan akan mempengaruhi bioavailabilitas suatu obat. Semakin cepat obat itu larut maka
semakin cepat diabsorbsi sehingga bioavailabilitas obat semakin besar. Secara
in vitro, proses bioavailabilitas dapat dilihat dari profil disolusi.
Metode
peleburan
Perbandingan formula
nimodipine : PEG (10:90,
20:80, 30:70, 40:60, 50:50) sebagai kontrol dibuat perbandingan 100:0. Campuran
nimodipine dan PEG dilebur dalam tabung reaksi di atas tangas minyak pada suhu
130oC di bawah atmosfer argon lalu
didinginkan di atas waterbath. Dispersi padat yang terbentuk dimasukkan ke
dalam desikator suhu 25oC.
Metode evaporasi (penguapan pelarut)
Nimodipine dan PEG dilarutkan dalam etanol kemudian
di ultrasonik selama 10 menit. Pelarut diuapkan di udara terbuka selama 2 hari.
Hasil dispersi padat yang terbentuk dimasukkan dalam desikator.
Efek jangka panjang dari
sediaan diamati setelah penyimpanan 6 bulan pada suhu kamar dengan kelembaban
udara 60%. Pengujian dispersi padat dilakukan meliputi kalorimetri, disfraksi
sinar X, scanning mikroskop elektron, micro-raman spectro, disolusi. Selama
penyimpanan 6 bulan tidak terjadi perubahan bentuk amorf menjadi kristal. Untuk
mengetahui laju disolusi dari hasil dispersi padat dengan cara membandingkan
antara nimodipine murni dengan campuran PEG.
Laju disolusi dispersi padat dengan menggunakan metode
pelarutan dan peleburan dengan perbandingan konsentrasi nimodipine:PEG (20:80)
didapatkan hasil yang sama. Pada metode peleburan semakin tinggi konsentrasi
obat yang ditambahkan maka disolusi obatnya lebih cepat. Hal ini dikarenakan
semakin besar PEG 4000 yang ditambahkan maka jumlah nimodipine yang terdispersi
molekuler dalam PEG 4000 menjadi semakin besar sehingga nimodipine menjadi
semakin amorf. Bentuk amorf ini akan lebih mudah larut selain itu dengan adanya
PEG akan meningkatkan daya pembasahan sehingga
semakin banyak nimodipine yang terlarut. Jadi, konsentrasi nimodipine
dalam darah semakin besar.
No comments:
Post a Comment