nemu file lama, kami share siapa tahu bisa bermanfaat.
---------------------------------------------
---------------------------------------------
Ginjal merupakan salah satu organ yang sering ikut terlibat akibat
berbagai penyakit sistemik. Keterlibatan pada ginjal akan memberikan gambaran
yang berbeda untuk masing-masing penyakit, dan bahkan kadang-kadang merupakan
nilai prognostik terhadap penyakit yang bersangkutan.
Gagal ginjal di
bagi menjadi tiga yaitu :
1.
Gagal ginjal akut
Perkembangan gagal ginjal yang
progresif dan lambat, dan biasanya berlangsung beberapa tahun.
2.
Gagal ginjal kronik
Berkembang dalam beberapa hari atau
beberapa minggu.
3.
Gagal ginjal terminal
Penyakit ginjal dengan penurunan fungsi
ginjal yang progresif, menetap, dan tidak pernah pulih kembali oleh karena
berbagai sebab.
Dialisis merupakan suatu proses buatan dimana akumulasi obat atau
metabolit-metabolit sisa dipindahkan melalui difusi dari tubuh ke dalam cairan
dialisis. Ada 2 tipe dialisis yang umum digunakan yaitu dialisis peritoneal dan
hemodialisis.
Dalam prakteknya
hemodialisis paling sering digunakan pada penderita dengan kegagalan ginjal
terminal.
Pada gagal
ginjal, obat yang dieliminasi secara lengkap atau parsial oleh ginjal (lebih
dari 33%), dieksresi dalam bentuk metabolit aktif atau toksik dan perlu anjuran
dosis.
Gentamisin,
antibiotik golongan aminoglikosida, diekskresikan dalam bentuk tidak berubah
melalui ginjal terutama dengan filtrasi glomerulus. Gagal ginjal akan
menurunkan GFR (Glomerulo Filtration Rate) sehingga menghambat ekskresi
aminoglikosida, menyebabkan terjadinya akumulasi dan kadar dalam darah lebih
cepat mencapai kadar toksik. Hal ini dapat pula dikatakan bahwa, gagal ginjal
akan meningkatkan bioavailabilitas gentamisin.
Infeksi
merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas pada pasien hemodialisis.
Salah satu antibiotik yang digunakan pada pasien gagal ginjal yang menjalani
hemodialisis adalah gentamisin. Gentamisin merupakan antibiotik golongan
aminoglikosida yang absorbsi per oralnya buruk, sehingga diberikan secara I.M
atau I.V. Pada pasien dewasa normal, 50 – 93 %
gentamisin diekskresi dalam bentuk yang tidak berubah melalui filtrasi
glomerulus dalam 24 jam.
Pedoman
pendosisan gentamisin pada pasien gagal ginjal yang menerima hemodialisis
adalah satu setengah kali “dosis normal” (1 mg/kg BB). Regimen gentamisin pada
pasien normal dalam 24 jam AUC = 70-120 mcg/jam/ml tergantung pada tempat dan
tingkat keparahan infeksi. Sedangkan pada pasien gagal ginjal yang menjalani
dialisis, dosis pradialisis lebih tidak toksik dibandingkan dosis postdialisis.
Pada umumnya dosis yang diberikan pada pasien dengan gangguan fungsi ginjal
lebih rendah dibanding pasien dengan fungsi ginjal normal, namun pada pasien
yang menerima hemodialisa dosisnya lebih tinggi dibanding dengan pasien dengan
fungsi ginjal normal. Dosis yang lebih tinggi ini diberikan untuk mencapai
konsentrasi puncak yang sama dengan pasien normal karena pembersihan dengan
hemodialisa berjalan lebih cepat dibandingkan dengan pembersihan oleh ginjal
normal. Apabila dosis yang diberikan untuk pasien yang menerima hemodialisa
sama dengan pasien normal, maka jumlah obat yang mencapai sistemik lebih rendah
(kerena segera tereliminasi) dibandingkan dengan pasien normal.
Pada penelitian
yang telah dilakukan, pasien hemodialisis menerima dosis gentamisin sebesar 2
mg/kg BB 1 jam sebelum dilakukan hemodialisis dengan interval pemberian yang
diperpanjang. Hal ini dilakukan untuk mengoptimalkan efek terapi gentamisin dan
meminimalkan resiko toksisitas berupa resistensi.
No comments:
Post a Comment